Rabu, 02 Februari 2011

Anak Ismail Marzuki Hidup Susah.


Assalamualaikum pembaca! Saya kembali lagi nih, kali ini mau membahas tentang anak almarhum seorang pahlawan bangsa, pak Ismail Marzuki.
Rachmi Aziah (61), anak tunggal Ismail Marzuki sang pahlawan dan komposer lagu nasional seperti "Halo Halo Bandung".


Rachmi Aziah tinggal di Tanggerang, disebuah rumah kontrakan yang tidak terlalu besar bahkan bisa dibilang sederhana.




Aziah hidup dengan mengandalkan uang tunjangan pahlawan nasional yang hanya Rp 1,5 juta per bulan. Selain itu Aziah juga hidup dari berjualan ikan cupang, Aziah juga menjual minuman ringan seperti Fanta, Sprite, dan Coca-cola di depan sekolah dasar didekat rumahnya.
Selain itu Aziah juga ingin membangun museum Ismail Marzuki yang berisi barang-barang peninggalan almarhum. Tapi lagi--lagi terkendala masalah biaya.

Saya cukup prihatin atas apa yang terjadi pada ibu Aziah, bagaimana tidak, gaji tunjangan pahlawan nasional sekelas pak Ismail Marzuki setara dengan tunjangan kakek Saya yang juga pahlawan Veteran, padahal kakek Saya itu hanya tentara biasa, tidak setenar pak Ismail Marzuki yang seorang komposer lagu nasional.

Rachmi Aziah masuk RS
(25/11)Berita terbaru mengabarkan Aziah sedang dirawat dirumah sakit Medika BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Sebelum di RS Medika BSD, Aziah terlebih dahulu dilarikan ke RS Puri Cinere dan sempat dilarikan ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Aziah dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung, Senin 24 Januari malam, sekira pukul 21.00 WIB.
Saat itu, pihak keluarga mengaku masih belum mengetahui penyakit yang diderita Aziah. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, diketahui Aziah terkena serangan jantung dan harus dirawat itensif di ruang ICU.
"Dari pagi kemarin, ibu sudah lemas dan merasa sakit dadanya. Makin sore dan malam, dia tidak tahan lagi. Dadanya terasa seperti ditusuk-tusuk," kata Inggrid Sri Wahyuni, anak ke-2 Aziah.

Dan untuk biaya angiografi koroner atau kateterisasi mencapai sekira Rp10 juta. Kateterisasi penting dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya pembuluh darah yang tersumbat dan menyempit. Setelah diketahui ada sumbatan atau penyempitan, langkah selanjutnya adalah pemasangan Stent, Ring atau Cincin atau Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasti (PTCA).
Biaya yang harus dikeluarkan untuk PTCA dengan 1 stent yang mamakai obat atau Des Eluting Stent mencapai sekira Rp60,482 juta sampai Rp64,242 juta. Semua biaya itu sudah termasuk jasa operator, dokter dan stancar cost rumah sakit, obat dan alat kesehatan penunjang.
Sedang untuk PTCA dengan 1 stent tanpa obat atau Bare Metas Stent (BMS) mencapai sekitar Rp41,440 juta sampai Rp 43,2 juta. Adapun harga 1 stent dengan obat saja sekitar Rp25,482 juta sampai Rp29,242 juta. Jika tanpa obat, harga 1 stent bisa mencapai sekira Rp11,440 juta sampai Rp13,2 juta.
Namun, bisa pemasangan stent tidak memungkinkan, bisa dilakukan operasi jantung koroner atau Bypass Coronary. Total biaya perawatan enam hari di ruangan dan dua hari di ICU mencapai sekira Rp100 juta.

Sementara untuk biaya sewa kamar di ruang kelas III, tempat saat ini Aziah dirawat, satu malamnya seharga Rp100 ribu. Kelas II Rp250 ribu dan kelas I Rp450 ribu per satu malamnya. Sedang ruang super VIP mencapai Rp1,2 juta dan ruang VIP sekira Rp900 ribu.
Namun keluarga mengeluhkan tidak adanya biaya untuk merawat Rachmi.

"Kalau untuk makan sehari-hari sih saya punya, tapi kalau untuk membayar biaya perawatan di rumah sakit pihak keluarga sama sekali tidak memiliki uang," ujarnya Inggrid Sri Wahyuni, putri ke-2 Aziah.

Melihat kasus tadi Saya meyimpulkan bahwa pemerintah kurang memperhatikan anggota keluarga Veteran. Lihat saja, bagaimana anak tunggal seorang Ismail Marzuki bisa luput dari bantuan? Ingat, para Veteran lah yang telah berjuang untuk negeri ini, seharusnya lebih dibantu dan diberi perhatian lebih. Apa lagi jika anak dan keluarganya hidup dibawah garis kemiskinan. Ini yang harus diutamakan, jangan seolah-olah lupa akan jasa para pahlawan. Bagaimanapun jasa mereka sangat berpengaruh terhadap perkembangan bangsa ini.

-Chandra-
Categories:

5 komentar:

  1. Memang pemerintah sepertinya tidak terlalu peduli dengan nasib pahlawan bangsa dan keturunan2nya. Padahal sampai sekarang Indonesia masih dijajah di bidang politik dan ekonomi oleh negara2 lain.

    BalasHapus
  2. Betul bung, negara ini belum bsia menghargai jasa para pahlawan. Dan masih dijajah dibidang politik dan ekonomi.

    BalasHapus
  3. Ya Allah, semua dari-Mu, dan semua akan kembali pada-Mu.

    BalasHapus
  4. ini seperti kacang lupa pada kulitnya,,byk pejabat negara yg terlalu sombong,mereka tidak memperdulikan hak2 bagi kaum2 yg telah berjuang bagi negara ini,,..

    BalasHapus
  5. katanya bangsa yg besar adalah bangsa yg menghargai jasa para pahlawannya.....kalo kenyataan nya seperti ini bagaimana ya....

    BalasHapus

Komentar Anda adalah sebuah bentuk penghargaan bagi Saya sebagai penulis. Berkomentarlah dengan sopan, Terimakasih.
(sertakanlah Linkback ke Link ini jika ingin Copy-Paste)